Listen to my thoughts and favorite tunes: On Air!

Tuesday 28 June 2016

Hidup Udah Sampai Mana, La?

Katanya, untuk menyelesaikan sebuah tulisan tapi stuck mau nulis apa lagi, harus dicoba nulis langsung. Harus terjun langsung. Yang penting nulis, yang penting ngetik. Then, the rest will follow.

Same with me.

Segala pikiran in these past months udah numpuk gak karuan di kepala. Sudah ada niat mau nulis segalanya disini, kayak dulu jaman kuliah yang lumayan rutin, ketika jatuh cinta ke lubang yang salah hahaha atau ketika fed up with something I didn't like. Vent, let it all out.

Excusesnya sekarang adalah...

Ngantuk, rasanya mau tidur aja. Hahaha
Batal deh nulisnya.

Padahal,

Pas badan udah rebahan di kasur dan mata sudah berusaha menutup, pikiran-pikiran yang seharusnya dituangkan di sini malah makin bertambah liar di alam pikiran dan makin menyebalkan. Frustasi sendiri. Ngomong sama siapa di saat begini. Padahal saya juga mesti menenangkan pikiran di saat-saat tidur malam biar paginya saya bisa bangun pagi dengan pikiran dan badan yang lebih fresh.

Pernah sih, saya curhat ke beberapa teman terdekat saya tentang keluhan yang ada di kepala saya. Tapi saya rasa mereka juga sudah bosan dengan segala keluhan saya yang tiap hari sama aja gak ada bedanya. Saya menyebalkan, ya? Hahaha memang.

Saya memang pernah dilanda intense mind war ketika SMA dan sempat kosnultasi ke psikolog juga pada saat itu karena bujukan Papa yang tiap hari ngeliat saya bawaanya murung terus. (Yes, itu ada di previous blogpost yang entah kapan). Si psikolog ini sempet bilang kalo baiknya ketika ada perasaan yang mengganggu, sebaiknya diceritain ke siapa yang menurut saya bisa dipercaya dan terdekat. Hmm.. waktu SMA aja saya bisa dibilang melalui masa adaptasi yang lumayan panjang karena saya bocah Jakarta yang pindah ke Jogja dengan perbedaan kulturnya. Dan kebetulan teman-teman yang saya temui cukup ajaib hahaha. Maklum, sekolah homogen yang isinya cewek semua. Temenan sama cewek itu ternyata sebegini ribetnya dengan segala rasa suka dan ketidaksukaannya yang kadang drama ya. Padahal dari jaman TK juga temen deket saya juga cewek. Tapi pas cewek dikumpulin sebanyak ini, seru ternyata.

Oh ya, sebenarnya penyebab intense mind war itu penyebabnya karena pada saat itu saya memiliki harapan yang cukup tinggi, tapi ya realitanya gak gitu. Mungkin karena saya juga pingin diterima dalam kehidupan sosial beberapa teman saya. Entah saya memang dikecewakan atau saya memang gak bisa manage harapan sendiri aja waktu itu.

Somehow, I take it too seriously. And keep it to myself.

Well, memang gak sehat. I'm an observer and questioner.
I know it's somehow annoying to listen to people who complaining all the same thing over and over again. That's why I'd like to keep it to myself. Only myself. Sampai akhirnya ketika saya nyoba untuk nyeritain masalah saya, it sounds more like complaining all over again. Saya kesel sama diri saya sendiri. Kenapa saya mengeluhkan hal yang sama. Kenapa saya gak segera berusaha keluar dari masalah ini.

Saya sudah sempat mengecewakan Mama dan teman terdekat saya. I snapped at them when they tried to talk to me while I was doing that-so-called-routine. It hurts me so bad, like until now. Dua-duanya terjadi pada saat yang berbeda, tapi dengan kejadian yang sama. Hal ini terjadi berulang. Kesel sama diri sendiri tapi ya udah kejadian beberapa minggu lalu. Intinya, biarpun udah terjadi tempo lalu, saya gak mau ini terjadi di masa yang akan datang.

I need a real break.
I need to breathe.

Oke. Sebenernya tadi mau nulis apa ya. Lupa.